INDIKATOR
A. Standar Kompetensi
Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat
periodik unsur, struktur molekul, dan sifat-sifat senyawa
B. Kompetensi Dasar
Menjelaskan
teori atom Bohr dan mekanika kuantum
untuk menuliskan konfigurasi elektron dan diagram orbital serta menentukan
letak unsur
dalam tabel periodik
C. Indikator
1.
Menjelaskan
teori atom mekanika kuantum.
2.
Menentukan
bilangan kuantum ( kemungkinan elektron berada )
3.
Menggambarkan
bentuk-bentuk orbital
4.
Menjelaskan
kulit dan subkulit serta hubungannya dengan bilangan kuantum.
5.
Mengggunakan
prinsip Aufbau, aturan Hund dan Azas larangan Pauli untuk menuliskan
konfigurasi elektron dan diagram orbital.
6.
Menghubungkan
konfigurasi elektron suatu unsur dengan letaknya dalam sistem periodik
PERTEMUAN I
SEMANGAT BERPRESTASI
YUUUKK BELAJARRR...!!!!!
Add caption |
TUJUAN PEMBELAJARAN
1.
Siswa dapat menjelaskan teori atom mekanika kuantum
PETA KONSEP
-->
PENGANTAR MATERI
1.1
STRUKTUR ATOM
Anda tentu masih ingat dengan model atom
yang dikemukakan oleh Ernest Rutherford (1871–1937) dan dilengkapi oleh Niels
Bohr (1885 – 1962) yang menerangkan bahwa elektron-elektron mengelilingi
inti atom pada tingkat-tingkat energi tertentu yang disebut kulit atom.
Pada bab ini, kita akan mempelajari pengembangan model atom modern berdasarkan
konsep mekanika gelombang.
A.
Teori Kuantum Max Planck
Max Planck, ahli fisika dari Jerman, pada tahun 1900 mengemukakan teori
kuantum. Planck menyimpulkan bahwa atom-atom dan molekul dapat memancarkan atau
menyerap energi hanya dalam jumlah tertentu. Jumlah atau paket energi terkecil
yang dapat dipancarkan atau diserap oleh atom atau molekul dalam bentuk radiasi
elektromagnetik disebut kuantum. Planck menemukan bahwa energi foton
(kuantum) berbanding lurus dengan frekuensi cahaya.
-->
dengan:
E
= energi (J)
h
= konstanta Planck 6,626 × 10–34 J. s
υ
= frekuensi radiasi (s–1)
Salah satu fakta yang mendukung
kebenaran dari teori kuantum Max Planck adalah efek fotolistrik, yang
dikemukakan oleh Albert Einstein pada tahun 1905. Efek fotolistrik adalah
keadaan di mana cahaya mampu mengeluarkan elektron dari permukaan beberapa
logam (yang paling terlihat adalah logam alkali).
Susunan alat yang dapat menunjukkan efek
fotolistrik ada pada gambar 1.1. Elektrode negatif (katode) yang ditempatkan
dalam tabung vakum terbuat dari suatu logam murni, misalnya sesium. Cahaya
dengan energi yang cukup dapat menyebabkan elektron terlempar dari permukaan
logam. Elektron tersebut akan tertarik ke kutub positif (anode) dan menyebabkan
aliran listrik melalui rangkaian tersebut.
-->
Gambar
1.1 Percobaan Efek Fotolistrik Memperlihatkan
susunan alat yang menunjukkan efek fotolistrik,
Seberkas cahaya yang ditembakkan pada permukaan pelat logam akan menyebabkan logam
tersebut melepaskan elektronnya. Elektron tersebut akan tertarik ke kutub positif dan
menyebabkan aliran listrik melalui rangkaian tersebut.
Seberkas cahaya yang ditembakkan pada permukaan pelat logam akan menyebabkan logam
tersebut melepaskan elektronnya. Elektron tersebut akan tertarik ke kutub positif dan
menyebabkan aliran listrik melalui rangkaian tersebut.
Einstein menerangkan bahwa cahaya
terdiri dari partikel-partikel foton yang energinya sebanding dengan frekuensi
cahaya. Jika frekuensinya rendah, setiap foton mempunyai jumlah energi yang
sangat sedikit dan tidak mampu memukul elektron agar dapat keluar dari
permukaan logam. Jika frekuensi (dan energi) bertambah, maka foton memperoleh
energi yang cukup untuk melepaskan elektron. Hal ini
menyebabkan kuat arus juga akan meningkat.
Energi foton bergantung pada frekuensinya.
-->
B. Model Atom Bohr
Pada tahun 1913, Niels Bohr menggunakan teori kuantum untuk menjelaskan spektrum unsur. Bohr memilih hidrogen sebagai model untuk teorinya, hal ini mudah dimengerti karena hidrogen mempunyai atom yang paling sederhana (satu proton dan satu elektron)(James E. Brady, 1990).
Pada tahun 1913, Niels Bohr menggunakan teori kuantum untuk menjelaskan spektrum unsur. Bohr memilih hidrogen sebagai model untuk teorinya, hal ini mudah dimengerti karena hidrogen mempunyai atom yang paling sederhana (satu proton dan satu elektron)(James E. Brady, 1990).
Berdasarkan pengamatan
diketahui bahwa unsur-unsur menghasilkan spektrum garis di mana tiap unsur
mempunyai spektrum yang khas. Menurut Bohr, spektrum garis menunjukkan bahwa
elektron dalam atom hanya dapat beredar pada lintasan-lintasan dengan tingkat
energi tertentu. Pada lintasan itu, elektron dapat beredar tanpa pemancaran
atau penyerapan energi. Lintasan elektron tersebut berupa lingkaran dengan
jari-jari tertentu yang disebut sebagai kulit atom.
-->
Pada keadaan normal,
elektron akan mengisi kulit-kulit dengan tingkat energi terendah, yaitu dimulai
dari kulit K, L, dan seterusnya. Keadaan dimana elektron mengisi kulit-kulit
dengan tingkat energi terendah disebut tingkat dasar (ground
state). Jika atom mendapat energi dari luar (misalnya dipanaskan, diberi
beda potensial), maka elektron akan menyerap energi yang sesuai sehingga
berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Keadaan di mana ada elektron
yang menempati tingkat energi yang lebih tinggi disebut keadaan tereksitasi
(excited state).
Perpindahan elektron dari tingkat energi
lebih rendah ke tingkat energi lebih tinggi disertai penyerapan energi.
Sebaliknya, perpindahan elektron dari tingkat energi lebih tinggi ke tingkat
energi lebih rendah disertai pelepasan energi, yaitu berupa radiasi
elektromagnet. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke lintasan lain
disertai pemancaran atau penyerapan sejumlah tertentu energi, yang harganya
sama dengan selisih kedua tingkat energi tersebut.
-->
dengan:
E
= energi yang menyertai perpindahan elektron (joule)
Ef
= tingkat energi akhir (joule)
Ei
= tingkat energi mula-mula (joule)
Dari percobaan yang dilakukan, Bohr
merumuskan sebagai berikut.
1.
Elektron bergerak mengelilingi inti atom dengan lintasan (orbit) tertentu, dengan
momen sudut kelipatan
dari h = ketetapan Planck.
dari h = ketetapan Planck.
2.
Selama elektron bergerak pada lintasannya, maka energinya akan tetap, sehingga
tidak memancarkan
energi.
energi.
3.
Selama bergerak mengelilingi inti, elektron dapat berpindah naik atau turun dari
satu lintasan ke lintasan
yang lain. Karena perpindahan elektron berlangsung antara kulit yang sudah tertentu tingkat energinya,
maka atom hanya akan memancarkan radiasi dengan tingkat energi
yang tertentu pula. Dengan demikian
dapat dijelaskan penyebab spektrum unsur berupa spektrum garis. Bohr menggunakan atom hidrogen
sebagai model, dan dia berhasil merumuskan jari-jari lintasan dan energi elektron.
yang lain. Karena perpindahan elektron berlangsung antara kulit yang sudah tertentu tingkat energinya,
maka atom hanya akan memancarkan radiasi dengan tingkat
dapat dijelaskan penyebab spektrum unsur berupa spektrum garis. Bohr menggunakan atom hidrogen
sebagai model, dan dia berhasil merumuskan jari-jari lintasan dan energi elektron.
Jari-jari lintasan ke-n dalam atom hidrogen memenuhi rumus:
-->dengan:
n = kulit ke-1, 2, dan seterusnya
a0
= 0,53 Å (53 pm) (1
pm = 10–12 m)
Energi elektron pada lintasan ke-n adalah:
-->
dengan: RH = tetapan
(2,179 × 10–18 J)
Teori atom Bohr berhasil diterapkan untuk
atom hidrogen, akan tetapi tidak dapat digunakan untuk memperkirakan spektrum
atom lain (yang mempunyai elektron lebih dari satu) (James E. Brady, 1990).
-->
Gambar 1.3 Model
atom hidrogen menurut Niels Bohr
C. Hipotesis Louis de Broglie
Pada tahun 1924, Louis de
Broglie, menjelaskan bahwa cahaya dapat berada dalam suasana tertentu yang
terdiri dari partikel-partikel, kemungkinan berbentuk partikel pada suatu
waktu, yang memperlihatkan sifat-sifat seperti gelombang (James E Brady, 1990).
Argumen de Broglie menghasilkan hal sebagai berikut.
Einstein : E = mc2
Max
Planck : E = h . υ = h c/ λ
sehingga
untuk menghitung panjang gelombang satu partikel diperoleh:
-->
dengan:
λ =
panjang gelombang (m)
m
= massa partikel (kg)
υ = kecepatan partikel
(m/s)
h
= tetapan Planck (6,626 × 10–34 Joule s)
Hipotesis de Broglie terbukti benar
dengan ditemukannya sifat gelombang dari elektron. Elektron mempunyai sifat
difraksi seperti halnya sinar–X. Sebagai akibat dari dualisme sifat elektron
sebagai materi dan sebagai gelombang, maka lintasan elektron yang dikemukakan
Bohr tidak dapat dibenarkan. Gelombang tidak bergerak menurut suatu garis, melainkan
menyebar pada suatu daerah tertentu.
D. Teori Mekanika Kuantum
Dalam fisika klasik,
partikel memiliki posisi dan momentum yang jelas dan mengikuti lintasan yang
pasti. Akan tetapi, pada skala atomik, posisi dan momentum atom tidak dapat
ditentukan secara pasti. Hal ini dikemukakan oleh Werner Heisenberg pada
tahun 1927 dengan Prinsip Ketidakpastian (uncertainty principle)
(Oxtoby, Gillis, Nachtrieb).
Menurut Heisenberg, metode eksperimen
apa saja yang digunakan untuk menentukan posisi atau momentum suatu partikel
kecil dapat menyebabkan perubahan, baik pada posisi, momentum, atau keduanya.
Jika suatu percobaan dirancang untuk memastikan posisi elektron, maka
momentumnya menjadi tidak pasti, sebaliknya jika percobaan dirancang untuk
memastikan momentum atau kecepatan elektron, maka posisinya menjadi tidak
pasti.
Untuk mengetahui posisi dan momentum
suatu elektron yang memiliki sifat gelombang, maka pada tahun 1927, Erwin
Schrodinger, mendeskripsikan pada sisi elektron tersebut dengan fungsi
gelombang (wave function) yang memiliki satu nilai pada setiap posisi di
dalam ruang. Fungsi gelombang ini dikembangkan dengan
notasi ϕ (psi),
yang menunjukkan bentuk dan energi gelombang elektron.
Model atom mekanika kuantum menerangkan
bahwa elektron-elektron dalam atom menempati suatu ruang atau “awan” yang
disebut orbital, yaitu ruang tempat elektron paling mungkin ditemukan.
Beberapa orbital bergabung membentuk kelompok yang disebut subkulit.
Jika orbital kita analogikan sebagai “kamar elektron”, maka subkulit dapat
dipandang sebagai “rumah elektron”. Beberapa subkulit yang bergabung akan
membentuk kulit atau “desa elektron”.
-->
Orbital-orbital dalam satu subkulit
mempunyai tingkat energi yang sama, sedangkan orbital-orbital dari subkulit
berbeda, tetapi dari kulit yang sama mempunyai tingkat energi yang bermiripan.
Susunan kulit, subkulit, dan orbital dalam suatu atom berelektron banyak
disederhanakan seperti pada gambar 1.5.
-->
Gambar 1.5 Susunan
orbital dalam suatu atom multielektron.
Setiap
kotak menunjuk satu orbital
“DISKUSI KELOMPOK”
1.
Jelaskan gagasan dari ahli-ahli berikut berkaitan dengan perkembangan teori
atom.
a.
Louis de Broglie
b.
Erwin Schrodinger
c.
Werner Heisenberg
2.
Spektrum unsur merupakan spektrum garis. Bagaimana Niels Bohr menjelaskan fakta
tersebut?
3.
Jelaskan perbedaan istilah orbit dalam model atom Niels Bohr dengan orbit dalam
istilah
mekanika kuantum!
4.
Jelaskan masing-masing bilangan kuantum dalam menyatakan kedudukan suatu elektron
dalam
suatu atom!
Selamat
Bekerjaaaa....
Keep ‘Ur
SpiriiiiiiTTtttt.....!!!!!
-->
-->
No comments:
Post a Comment